Curhat
Pagi ini saya merasa tidak baik. dan ngga tahu kenapa, kalau sedang ngga enak badan, pasti jadi keinget ibu. biasanya kalau di rumah, kalau saya sakit ibu benar-benar membuat saya merasakan betapa tak bisa nya saya tanpa dia..
sedih, ya? sekarang saya di kota lain, jaraknya jauh dari ibu dan bapak..
ngga ada yg bawelnya kaya ibu "sakit dimananya? makanya bla bla bla.. jangan bla bla bla.."
Ibu, ada kekuatan disetiap kelembutannya. menegur saya tapi tidak pernah melukai hati saya.. beliau selalu melihat saya sebagai putri kecilnya, sama seperti dulu, ketika saya tidak bisa apa apa, belum bisa berdiri, belum bisa berjalan, belum bisa bicara..meskipun beliau tahu, sekarang, putri kecilnya ini sudah tumbuh dewasa...
Bapak juga pasti marah-marah kalau saya sedang sakit.. saya mengerti kalau marahnya bapak, itu adalah karena saya adalah putrinya, yang dititipkan Allah padanya, tanggung jawabnya..
Adik saya yang sudah SMA, biasanya akan bersikap lebih dewasa dari saya. menasihati saya, membantu berdiri, dan menyemangati saya.
dia memang paling bisa.
Adik saya yang kecil, pasti banyak tanya-tanya. kadang pertanyaannya nggak nyambung. sering juga kasih saya nasihat, yang kadang ngga nyambung (juga). misalnya "teteh lagi sakit ya?" "iya, (maag)" ,habis itu dia lari ke dapur, naik kursi jinjit2 ambil kotak obat, dan kembali dengan botol fitkomnya. "ini teteh minum obat biar sembuh, mau yang rasa strawberry, jeruk, apa anggur?" terus dia ambil dua obat bentuk bintang-bintang itu, satunya dia kasih saya, dan.. "teteh yg ungu, aku yang meraah, ayo makan sama2 obatnya,"
-_-'
pernah juga dia, saya ngga tahu saking apanya, lihat saya sakit, dia malah nangis, lari dan meluk ibu yg lagi masak di dapur. aduu....uh dek :')
itu perhatian.
dan tidak pernah saya temukan dimanapun selain di rumah kecil saya..
yang jauh dari keramaian, yang sederhana..
benar kata orang, kebahagiaan itu tidak diukur dengan harta dan kemewahan..
di sini bandung, ramai, kota besar, banyak hiburan, tapi..
ada sesuatu yang selalu membuat saya ingin kembali, ke desa saya, yang kecil, yang ramah, yang tenang dan damai..
kalau sekarang, saya sendiri, diam mengunci diri di kamar dan tidak ingin keluar..
tapi udah gitu, saya inget pesan ibu, beliau bilang, yang merasa sepi, yang merasa sendiri, itu hanya orang2 yang tidak dekat sama Allah..
dan sekarang, saat menulis ini, saya merasa sendiri, merasa sepi,
berarti saya....?
Ya Allaah..ampunilah aku.. ampunilah kedua orang tuaku.. dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil...
Aamiin.
(Bandung, 19 Oktober 2012, 08:37)
sedih, ya? sekarang saya di kota lain, jaraknya jauh dari ibu dan bapak..
ngga ada yg bawelnya kaya ibu "sakit dimananya? makanya bla bla bla.. jangan bla bla bla.."
Ibu, ada kekuatan disetiap kelembutannya. menegur saya tapi tidak pernah melukai hati saya.. beliau selalu melihat saya sebagai putri kecilnya, sama seperti dulu, ketika saya tidak bisa apa apa, belum bisa berdiri, belum bisa berjalan, belum bisa bicara..meskipun beliau tahu, sekarang, putri kecilnya ini sudah tumbuh dewasa...
Bapak juga pasti marah-marah kalau saya sedang sakit.. saya mengerti kalau marahnya bapak, itu adalah karena saya adalah putrinya, yang dititipkan Allah padanya, tanggung jawabnya..
Adik saya yang sudah SMA, biasanya akan bersikap lebih dewasa dari saya. menasihati saya, membantu berdiri, dan menyemangati saya.
dia memang paling bisa.
Adik saya yang kecil, pasti banyak tanya-tanya. kadang pertanyaannya nggak nyambung. sering juga kasih saya nasihat, yang kadang ngga nyambung (juga). misalnya "teteh lagi sakit ya?" "iya, (maag)" ,habis itu dia lari ke dapur, naik kursi jinjit2 ambil kotak obat, dan kembali dengan botol fitkomnya. "ini teteh minum obat biar sembuh, mau yang rasa strawberry, jeruk, apa anggur?" terus dia ambil dua obat bentuk bintang-bintang itu, satunya dia kasih saya, dan.. "teteh yg ungu, aku yang meraah, ayo makan sama2 obatnya,"
-_-'
pernah juga dia, saya ngga tahu saking apanya, lihat saya sakit, dia malah nangis, lari dan meluk ibu yg lagi masak di dapur. aduu....uh dek :')
itu perhatian.
dan tidak pernah saya temukan dimanapun selain di rumah kecil saya..
yang jauh dari keramaian, yang sederhana..
benar kata orang, kebahagiaan itu tidak diukur dengan harta dan kemewahan..
di sini bandung, ramai, kota besar, banyak hiburan, tapi..
ada sesuatu yang selalu membuat saya ingin kembali, ke desa saya, yang kecil, yang ramah, yang tenang dan damai..
kalau sekarang, saya sendiri, diam mengunci diri di kamar dan tidak ingin keluar..
tapi udah gitu, saya inget pesan ibu, beliau bilang, yang merasa sepi, yang merasa sendiri, itu hanya orang2 yang tidak dekat sama Allah..
dan sekarang, saat menulis ini, saya merasa sendiri, merasa sepi,
berarti saya....?
Ya Allaah..ampunilah aku.. ampunilah kedua orang tuaku.. dan sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil...
Aamiin.
(Bandung, 19 Oktober 2012, 08:37)
Komentar
Posting Komentar