Serba Salah

Beberapa hari lalu, seorang teman berkata bahwa dia senang bisa membantu banyak hal meskipun namanya tidak ada di struktural organigram sebuah organisasi. kemudian dia menunjuk nama saya, dan berkata bahwa tahun depan akan tetap disitu...
Well. sebuah amanah memang tidak pernah tahu akan memilih siapa, dan dengan amanah, seseorang itu bisa direndahkan atau dimuliakan, tergantung gimana dia menghadapi amanah tersebut.

Sebenarnya, ada sehimpun kesedihan yang terperangkap dihati ketika mengemban misi ini. Sedih ketika berbuat sesuatu untuk menyenangkan orang lain, berasa seperti, ya memang itulah tugas saya, dalam arti yang lain.
Kadang sering berseteru dengan diri sendiri, kamu berbuat baik ke x y z, itu sebagai siapa?

Saya merasa sediiiih banget.
Pernah nggak sih ngerasain, kalau apa-apa yang kamu lakukan untuk sekedar berusaha meringankan kehidupan orang lain, itu jadi bias antara dilakukan karena sebuah tanggung jawab organisasi, atau karena tanggung jawabmu terhadap Allah, bahwa kau seorang muslim, yang harus mencintai muslim lainnya?

Kemudian saya bilang ke teman saya yang tadi, bahwa dia seharusnya senang. karena d posisinya, dia bisa mengerahkan seluruh kemampuan untuk membantu orang lain secara bebas, tulusnya tuh dapet. kalo boleh dibilang, dia tuh invisible, bagi orang2 diluar organisasi, nggak kelihatan dipermukaan. tapi itulah oke nya. ketika dia melakukan sebuah dua buah kebaikan kepada saudaranya, maka keikhlasan itu akan mengalir dengan sangat indah di hatinya...

Hm. mungkin seharusnya saya belajar menyulap keduanya agar menyatu, tanggung jawab dan keikhlasan. tapi tentu saja, sepertinya perlu waktu. ah, sudahlah. doakan saya, kawan. semoga selalu diberi kesempatan untuk terus belajar, dan memperbaiki diri sendiri.

#random

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sssst! Ada Kuya (sedang) Ngaji

10 Kota yang hilang di dunia